Tanda Hitam Di Dahi





Dari Group Telegram MSO-D4 : Nota Q&A Hadith

Soalan:

Tanda hitam di dahi?

Hitam di Dahi Perlu Diwaspadai Kerana Tanda Ahlu Riya' dan Khawarij

Dari Anas RA berkata, "Ada seorang lelaki pada zaman Rasulullah SAW berperang bersama Rasulullah SAW dan apabila kembali (dari peperangan) segera turun dari kenderaannya dan berjalan menuju masjid nabi melakukan solat dalam waktu yang lama sehingga kami semua terpesona dengan solatnya sebab kami merasa solatnya tersebut melebihi solat kami dan dalam riwayat lain disebutkan kami para sahabat merasa takjub dengan ibadahnya dan kesungguhannya dalam ibadah, maka kami ceritakan dan sebutkan namanya kepada Rasulullah SAW, tetapi Rasulullah SAW tidak mengetahuinya, dan kami sifatkan dengan sifat-sifatnya, Rasulullah SAW juga tidak mengetahuinya, dan tatkala kami sedang menceritakannya lelaki itu muncul dan kami berkata kepada Rasulullah SAW, "Inilah orangnya ya Rasulullah"

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kamu menceritakan kepadaku seseorang yang di wajahnya ada tanduk syaitan"

Maka datanglah orang tadi berdiri di hadapan sahabat tanpa memberi salam. Kemudian Rasulullah SAW bertanya kepada orang tersebut, "Aku bertanya kepadamu, apakah engkau merasa bahawa tidak ada orang yang lebih baik daripadamu sewaktu engkau berada dalam suatu majlis?"

Orang itu menjawab, "Benar”

Kemudian dia segera masuk ke dalam masjid dan melakukan solat dan dalam riwayat kemudian dia menuju tepi masjid melakukan solat, maka berkata Rasulullah SAW, ”Siapakah yang akan dapat membunuh orang tersebut?”

Abu Bakar RA segera berdiri menuju kepada orang tersebut, dan tak lama kembali.

Rasulullah SAW bertanya, "Sudahkah engkau bunuh orang tersebut?". Abu Bakar RA menjawab, ”Saya tidak dapat membunuhnya sebab dia sedang bersujud”

Rasulullah SAW bertanya lagi, ”Siapakah yang akan membunuhnya lagi?”. Umar bin Khattab RA berdiri menuju orang tersebut dan tak lama kembali lagi.

Rasulullah SAW berkata, ”Sudahkah engkau membunuhnya?". Umar RA menjawab, ”Bagaimana mungkin saya membunuhnya sedangkan dia sedang sujud”.

Rasulullah SAW berkata lagi, "Siapa yang dapat membunuhnya?”.

Ali RA segera berdiri menuju ke tempat orang tersebut, tetapi orang terebut sudah tidak ada di tempat solatnya, dan dia kembali ke tempat nabi. Rasulullah SAW bertanya: , "Sudahkah engkau membunuhnya?". Ali RA menjawab: ”Saya tidak menjumpainya di tempat solat dan tidak tahu di mana dia berada"

Rasulullah SAW melanjutkan, ”Sesungungguhnya ini adalah tanduk pertama yang keluar dari umatku, seandainya engkau membunuhnya maka tidaklah umatku akan berpecah. Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi 72 kelompok dan umat ini akan terpecah menjadi 73 kelompok, seluruhnya di dalam neraka kecuali satu kelompok”. Sahabat bertanya, "Wahai nabi Allah, kelompok manakah yang satu itu?"

Rasulullah SAW menjawab, ”Al Jamaah. Tidak ada satupun mereka yang memiliki tanda hitam di dahinya. Setempel hitam di dahi berupa bulatan adalah ciri khawarij. Khawarij adalah anjing-anjing neraka"

(Hadis Riwayat Ibnu Abi Ashim dalam As Sunnah dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Dlilalul Jannah)

🔵Assalamualaikum..boleh saya tahu status hadis ini?


Jawapan Ustaz Muslim:

[Forwarded from Muslim]
Hadis Anas ra yang mengandungi lafaz penyataan tanda hitam adalah tanda Khawarij pada akhir hadis tidak ditemui dalam kitab al Sunnah oleh ibnu Abi Asim. Setakat pencarian yang saya lakukan. Wallahualam.

Kisah lelaki yang disuruh bunuh oleh Nabi SAW adalah sahih dan diriwayatkan oleh beberapa orang sahabat seperti Abu Sa'id al Khudri, Abu Bakrah, Jabir dan Anas ra.

Kata al Haithami (مجمع الزوائد) :
وقد صح قبله حديث أبي بكرة و أبي سعيد
"telah sahih hadis Abu Bakrah dan Abu Sa'id sebelumnya "

Riwayat Anas didapati menyebut tanda pada wajah. Namun kebanyakan jalurnya bermasalah.

Salah satu jalur dikeluarkan oleh al Daruqutni (السنن), Abu Ya'la (المسند), al Ajurri (الشريعة) dan lain lain melalui perawi Musa bin Ubaidah yang sangat lemah.

Penilaian al Haithami (مجمع الزوائد) :
وفيه موسى بن عبيدة وهو متروك
"dalamnya terdapat Musa bin Ubaidah dan beliau ditinggalkan "

Jalur lain dikeluarkan oleh Abu Ya'la juga (السنن), Abdul Razak (المصنف), Abu Nuaim (الحلية) dan lain lain melalui perawi Yazid al Riqasyi yang dhaif.

Penilaian al Haithami (مجمع الزوائد) :
ويزيد الرقاشي ضعفه الجمهور وفيه توثيق لين وبقية رجاله رجال الصحيح
"dan Yazid al Riqasyi di dhaif oleh jumhur. Terdapat padanya penilaian thiqah yang ringan. Baki perawinya adalah perawi kitab al Sahih "

Jalur lain dikeluarkan oleh al Bazzar (المسند), al Baihaqi (الشعب) dan lain lain melalui periwayatan Syarik. Hafalan beliau dipertikaikan.

Jalur lain dikeluarkan oleh Abu Ya'la (المسند) dan lain lain melalui Abu Ma'syar yang lemah

Penilaian ibnu Hajar (المطالب) :
هذا حديث غريب وأبو معشر فيه ضعف "ini hadis gharib dan Abu Ma'syar lemah"

Namun terdapat jalur lain yang disahih oleh al Dhia' al Maqdisi (الأحاديث المختارة). Dinukil 4 jalur berbeza yang bertemu pada perawi al Walid bin Muslim dari al Auzaie dari Qatadah dari Anas ra. Justeru riwayat Anas secara amnya sahih termasuk sebutan tanda di wajah.

Pun begitu, membuat kesimpulan bahawa tanda hitam perlu dihindari atau berwaspada tidak berapa tepat. Ini kerana ada ciri yang disebut dalam hadis adalah khusus pada keadaan yang dimaksudkan. Dan ada kalanya boleh di generalization. Wallahualam hakikat sebenarnya.

Ini khusus untuk hadis Anas yang ditanya. Ada nukilan sahabat Group dari ustaz Indonesia rasanya yang menjawab secara terperinci mengenai tanda hitam dan khilaf mengenainya sebagai tanda.

Lantas bagaimanakah penjelasan para muhaditsin mengenai maknanya ? Justru Hadis ini  dijadikan dalil bahwa tanda (sima) dari bekas sujud, bukanlah apa yang Nampak di dunia ini, tetapi hanya tampak pada hari Kiamat.

Namun adapula sebagian yang memaknai bekas sujud pada ayat dan hadits diatas dengan makna dhahir yakni bekas tanah di dahi, seperti yang dikatakan Malik bin Dinar dari shahabat Ikrimah a.[2]

Sikap para ulama terhadap bekas hitam di dahi
Meskipun mayoritas ulama berpendapat bahwa bekas sujud tidak ada kaitannya dengan tanda hitam di dahi. Namun, mereka berbeda pendapat tentang kondisi seseorang yang  ada bekas hitam di dahi, sebahagiannya tidak mempermasalahkan sedangkan yang lainnya membenci hal tersebut.[3]

Ulama yang membencinya
Para ulama yang tidak menyukai adanya bekas hitam di dahi diantaranya bahkan dari kalangan shahabat nabi, diantaranya adalah Ibnu Umar, Abu Darda, Saib bin Yazid dll.

1.           Ibnu Umar beliau adalah Abdullah bin Umar bin Khattab h, salah seorang shahabat terkemuka. Diriwayatkan beberapa riwayat dari Ibnu Umar, beliau membenci adanya bekas hitam di dahi seorang muslim. Berikut diantara riwayat-riwayatnya :

-       Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umarh . Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut.
Ibnu Umar melihat ada bekas berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakar, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (HR. Baihaqi : 3698)

-      Beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!” (HR. Baihaqi : 3699).

-      Ibnu ‘Umar berkata : “Sesungguhnya rupa seorang itu ada di wajahnya. Maka, janganlah salah seorang di antara kalian memburukkan rupanya” (HR. Abi Syaibah 1/308).

2.           Abu Darda, diriwayatkan bahwa beliau melihat seorang perempuan yang pada wajahnya terdapat ‘kapal’ semisal yang ada pada seekor kambing. Beliau lantas berkata, ‘Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih baik” (HR. Bahaqi : 3700).


3.           As Saib bin Yazid, dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail datang. Melihat kedatangannya, as Saib berkata, “Sungguh dia telah merusak wajahnya. Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah, aku telah shalat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku.” (HR. Baihaqi : 3701).


4.           Mujahid dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’ apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah ? Jawaban beliau, “Bukan, bahkan ada orang yang ‘kapal’ yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ‘kapal’ yang ada pada lutut unta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an.” (HR. Baihaqi: 3702).


5.           Ahmad ash Showi ia mengatakan, “Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riya’ yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khawarij (ahli bid’ah).” (Hasyiah ash Shawi, 4/134).

Ulama yang membolehkannnya
Sebagian ulama memandang bahwa ada bekas sujud di dahi bukanlah hal yang di benci, selama bukan untuk maksud kesombongan atau riya. Bahkan beberapa riwayat telah menyebutkan bahwa sebagian ulama salaf memiliki bekas sujud di dahi mereka. Berikut diantara riwayatnya :

-      Shafwaan bin ‘Amru, ia berkata : “Aku pernah melihat dahi ‘Abdullah bin Busr[4] ada tanda/bekas sujud. ” ( At-Taariikh : 178; shahih).

-      Al-‘Alaa’ bin ‘Abdil-Kariim Al-Ayaamiy, ia berkata : “Kami pernah mendatangi Murrah Al-Hamdaaniy[5], lalu ia pun keluar menem[In reply to Fendi Aripin]
ui kami. Kami melihat bekas sujud di dahinya, kedua telapak tangannya, kedua lututnya, dan kedua kakinya….”( Al-Hilyah, 4/162; shahih).

-       Bilaal bin Muslim, ia berkata : “Aku melihat Abaan ‘Utsmaan, di antara kedua matanya terdapat sedikit bekas sujud.”[6]

-      Shafwaan bin ‘Amru ia berkata : “Aku melihat di dahi Hakiim bin ‘Umair[7] ada bekas/tanda sujud” ( Al-Kubraa, 7/212; shahih). Kesimpulan :

Penutup :
Sesuatu yang sangat keliru bila seseorang mengkaitkan hitamnya dahi dengan tingkat keshalihan seseorang. Lebih keliru lagi bila sengaja seseorang menekan dahinya untuk mendapatkan ‘ bekas sujud’ pada dahinya. Karena nyatanya, mayoritas ulama tidak memaknai bekas sujud dengan hitamnya dahi.

Bahkan lebih selamatnya munculnya hitam di dahi karena efek sujud  hendaknya dihindari  karena sangat mungkin bisa memunculkan sikap riya diri kita dihadapan manusia. Hal ini bisa dilakukan dengan menghindari sebab-sebab yang bisa memberikan bekas pada sujud, seperti melazimi sujud ditempat yang keras. Rasulullah n mengingatkan : “Tidak akan masuk sorga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan meskipun seberat biji  atom.” (HR. Muslim).

Namun sebaliknya, juga adalah sikap yang salah jika seseorang mengedepankan su’udhdhan, bahkan sampai terlontar kata-kata, bahwa orang yang mempunyai bekas/tanda hitam di dahinya merupakan orang yang tidak ikhlash dalam beramal, ingin dipuji dll. Apakah ada nash dari Allah dan Rasul-Nya bahwasannya tanda hitam di dahi merupakan tanda kemunafikan lagi ketidak -ikhlashan ? Karena boleh jadi adanya bekas sujud dikening tersebut memang  faktor tipisnya kulit atau sebab-sebab lainnya. Ingatlah wahai saudaraku firman Allah ta’ala : “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” (QS. Al-Hujuraat : 12).

“Ya, Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang kami ketahui. Dan kami memohon ampunan kepada-Mu dari dosa (syirik) yang kami tidak mengetahuinya.”

Wallahu a’lam.


[1] Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dengan sanad yang sahih; Tirmidzi juga meriwayatkan hadis ini, dengan komentar : shahih).

[2]  Diriwayatkan oleh Ath-Thahawiy dalam Musykilul-Aatsaar no. 305; shahih.

[3] Ibnu Abi Syaibah bahkan membuat dua bab dalam kitab Al-Mushannaf yang memuat ulama-ulama yang membenci dan membolehkan tanda hitam di wajah.

[4] ‘Abdullah bin Busr adalah salah seorang shahabat kecil (shighaarush-shahaabah).

[5] Murrah bin Syaraahiil Al-Hamdaaniy, seorang ulama dari kalangan kibaarut-taabi’iin.

[6] Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dalam Al-Kubraa, 5/78; namun sanadnya dha’if karena Bilaal bin Abi Muslim, seorang yang majhuul].

[7] Al-Hakiim bin ‘Umair Al-Ahwash Al-‘Ansiy adalah seorang ulama generasi taabi’iin pertengahan.

http://www.konsultasislam.com/2011/09/bekas-sujud.html?m=1


Klik link ini untuk join group Bicara Hadith:
https://telegram.me/bicara_hadithMSO

0 Comment "Tanda Hitam Di Dahi"

Post a Comment

Thank you for your comments