Al-Shaykh Prof. Dr. Wahbah al-Zuhayli (Wafat 1436 H) Disunatkan Memperbanyakkan Ziarah Kubur Orang-orang Muslimin dan Memperbanyakkan Berdiri (Ziarah) di sisi Kubur Orang-Orang Soleh “Dan disunatkan – sepertimana yang dinyatakan oleh al-Shafi’iyyah (ulama’ mazhab Shafie) – agar memperbanyakkan [amalan] menziarahi (kubur para Muslimin). Dan [disunatkan juga] untuk memperbanyakkan berdiri/ berhenti (ziarah) di sisi kubur orang-orang yang baik (soleh) dan mempunyai kelebihan [dalam agama] (seperti kubur para ulama’). Dan si penziarah itu hendaklah berdiri/ berhenti di hadapan kubur (orang yang diziarahi) sepertimana dia berdiri di hadapan orang yang masih hidup.” R: (al-Zuḥaylī (1436H), 1997 - al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuh), Jilid 2/10, p: 1571.

Al-Shaykh Prof. Dr. Wahbah al-Zuhayli (Wafat 1436 H) Disunatkan Memperbanyakkan Ziarah Kubur Orang-orang Muslimin dan Memperbanyakkan Berdiri (Ziarah) di sisi Kubur Orang-Orang Soleh “Dan disunatkan – sepertimana yang dinyatakan oleh al-Shafi’iyyah (ulama’ mazhab Shafie) – agar memperbanyakkan [amalan] menziarahi (kubur para Muslimin). Dan [disunatkan juga] untuk memperbanyakkan berdiri/ berhenti (ziarah) di sisi kubur orang-orang yang baik (soleh) dan mempunyai kelebihan [dalam agama] (seperti kubur para ulama’). Dan si penziarah itu hendaklah berdiri/ berhenti di hadapan kubur (orang yang diziarahi) sepertimana dia berdiri di hadapan orang yang masih hidup.” R: (al-Zuḥaylī (1436H), 1997 - al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuh), Jilid 2/10, p: 1571.



(Feed generated with FetchRSS)

source https://www.facebook.com/1499687470298765_2545514895716012

0 Comment "Al-Shaykh Prof. Dr. Wahbah al-Zuhayli (Wafat 1436 H) Disunatkan Memperbanyakkan Ziarah Kubur Orang-orang Muslimin dan Memperbanyakkan Berdiri (Ziarah) di sisi Kubur Orang-Orang Soleh “Dan disunatkan – sepertimana yang dinyatakan oleh al-Shafi’iyyah (ulama’ mazhab Shafie) – agar memperbanyakkan [amalan] menziarahi (kubur para Muslimin). Dan [disunatkan juga] untuk memperbanyakkan berdiri/ berhenti (ziarah) di sisi kubur orang-orang yang baik (soleh) dan mempunyai kelebihan [dalam agama] (seperti kubur para ulama’). Dan si penziarah itu hendaklah berdiri/ berhenti di hadapan kubur (orang yang diziarahi) sepertimana dia berdiri di hadapan orang yang masih hidup.” R: (al-Zuḥaylī (1436H), 1997 - al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuh), Jilid 2/10, p: 1571."

Post a Comment

Thank you for your comments